Rabu, 09 Juni 2010

potensi objek wisata di kuningan

Kabupaten Kuningan merupakan salah satu tujuan wisata di Jawa Barat, karena memiliki letak geografis yang cukup strategis, yaitu berada pada lintasan jalan regional yang menghubungkan Kota Cirebon dengan wilayah Priangan Timur dan sebagai jalan alternatif jalur tengah yang menghubungkan Bandung – Majalengka – Jawa Tengah, selain itu juga Kabupaten Kuningan memiliki potensi objek dan daya tarik wisata yang bervariasi. Banyaknya jenis objek dan daya tarik wisata ini cukup potensial untuk menunjang pembangunan daerah. Dengan kata lain sektor ini dapat diandalkan sebagai salah satu sumber devisa untuk membiayai pembangunan daerah dan memiliki peluang terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Kuningan.
Berkeliling di Kuningan memang mengasyikkan. Namun, sebatas di wilayah yang bukan pusat kota, artinya di pinggiran saja. Meski pusat kota tidak terlalu ramai, tetapi jika sudah masuk, terlihat pemandangan sangat khas perkotaan, yaitu pasar atau deretan pertokoan.
Mungkin akan lebih mengasyikan jika berkeliling dengan delman. Angkutan tradisional yang menggunakan tenaga kuda ini banyak ditemukan di wilayah bekas kepemimpinan Pangeran Arya Dipati Kuningan di masa lalu itu, walau mungkin harus dengan berganti-ganti delman untuk menelusuri seluruh wilayah ini, karena tidak mungkin hanya mengandalkan tenaga satu kuda yang tentunya terbatas.
Kuda yang diandalkan tenaganya untuk menarik delman ini juga merupakan legenda sehingga dipakai sebagai salah satu unsur dalam lambang daerah. Menurut kepercayaan setempat, Pangeran Arya Dipati Kuningan mempunyai tunggangan seekor kuda keturunan jenis sembrani bernama Windu. Si Windu adalah kuda kecil namun tangkas dan cerdik. Hasilnya, hingga kini kuda di Kuningan dimanfaatkan tenaganya untuk menarik delman. Di wilayah ini, delman membantu transportasi penduduk yang ingin bepergian jarak pendek. Penduduk yang bepergian cukup jauh disediakan mobil angkot. Jadi, pemakai angkot tidak terlalu berebut dengan penumpang jarak dekat.
Kuningan memang berbeda dengan wilayah tetangganya seperti Cirebon, Majalengka, dan Indramayu yang banyak memiliki becak. Di wilayah yang terletak di kaki Gunung Ciremai ini sulit sekali bahkan nyaris tidak dijumpai becak. Rasanya wajar tidak ada yang ingin mengoperasikan kendaraan roda tiga bertenaga manusia ini di Kuningan, karena topografi di beberapa wilayahnya turun naik berbukit-bukit.
Namun delman tidak cukup banyak ditemukan di wilayah yang berbukit-bukit tersebut. Para kusir lebih senang menunggu calon penumpangnya di kawasan-kawasan ramai di Kuningan semisal pusat pertokoan di Jalan Sliwangi. Meski terkadang harus berputar karena jalan utama sepanjang Jalan Sliwangi itu hanya satu arah dari pagi hingga jam enam sore. Namun peminat delman tetap banyak karena rute bisa dipesan sesuai tujuan.
Jalan utama yang juga melalui Kantor Bupati Kuningan ini memang istimewa. Hampir semua rute angkot melaluinya. Bisa saja karena ada pusat pertokoan. Yang dinamakan pusat pertokoan di Kuningan jangan di bayangkan seperti plaza-plaza besar di Jakarta, Surabaya, atau kota-kota besar lain di Indonesia. Di sana baru ada tiga toserba yang tidak terlalu besar.
Letaknya pun berdekatan sehingga keramaian kota terkonsentrasi disini. Belum lagi ditambah dengan pasar tradisionalnya, yaitu Pasar Kepuh. Keramaian dipusat pertokoan ini tidak hanya hari Sabtu dan Minggu, tetapi setiap hari.
Di dalam kegiatan ekonomi daerah yang berbatasan dengan kawasan industri di Cirebon ini, perdagangan, termasuk di dalamnya hotel dan restoran menempati peringkat kedua. Sebagai wilayah agraris yang sebagian besar penduduknya menggantungkan hidup dari bertani, tentu pertanianlah yang memegang kendali utama.
Selain padi, andalan lain dari tanaman pangan adalah ubi kayu dan bawang merah. Kedua komoditas ini cukup terkenal di Kuningan. Salah satu cara pengolahan ubi kayu atau singkong ini adalah dengan membuatnya menjadi kripik atau sebagai bahan dasar kue gemblong. Keduanya dijual sebagai oleh-oleh khas dari daerah ini. Kuningan termasuk daerah penghasil utama bawang merah di Jawa Barat. Olahannya berupa bawang goreng juga menjadi ‘bawaan’ pulang pengunjung dari luar kota. Sayangnya, kedua komoditas yang merupakan produk industri rumahan penduduk disini mempunyai masalah klasik dalam pengembangannya, yaitu permodalan dan pemasaran yang masih lokal.
Sebenarnya, potensi utama Kabupaten Kuningan yang sering dijual dan dipromosikan adalah pariwisatanya. Kota berhawa sejuk tempat terselenggaranya perundingan Linggarjati yang bersejarah itu menawarkan banyak tujuan wisata. Misalnya untuk para arkeolog, terdapat objek penelitian menarik untuk diteliti. Di Taman Purbakala Cipari Kecamatan Cigugur ditemukan peninggalan kebudayaan prasejarah dari zaman neolitikum dan awal zaman perunggu berupa menhir dan peti kubur batu. Artinya kehidupan di sini sudah dimulai sejak masa purbakala ribuan tahun lalu, jauh sebelum zaman Pangeran Arya Dipati Kuningan.
Ragam jenis objek wisata yang ada di Kabupaten Kuningan cukup bervariasi, baik wisata alam, wisata budaya maupun wisata minat khusus (lihat Tabel IV.1). Bidang pariwisata, khususnya pariwisata alam memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Daerah Kabupaten Kuningan cukup kaya akan objek dan daya tarik wisata yang alami dan menyegarkan serta didukung oleh budaya lokal berupa kesenian daerah yang beraneka ragam yang khas.
Tabel IV.1
Potensi Objek dan Daya Tarik Wisata Kabupaten Kuningan

1.Objek dan Daya Tarik Wisata Dalam Tahap Pengembangan
No
Nama Objek Wisata
Klasifikasi Objek Wisata
Lokasi
1
Waduk Darma
Wisata Alam
Ds. Jagara Kec. Darma
2
Balong Keramat Darmaloka
Wisata Alam
Ds. Darma Kec. Darma
3
Talaga Remis
Wisata Alam
Ds. Kaduela Kec. Pasawahan
4
Balong Ikan Cigugur
Wisata Alam
Kel. Cigugur Kec. Cigugur
5
Cibulan
Wisata Alam
Ds. Maniskidul Kec. Jalaksana
6
Curug Lembah Cilengkrang
Wisata Alam
Ds. Pajambon Kec. Kramatmulya
7
Curug Landung
Wisata Alam
Ds. Cisantana Kec. Cigugur
8
Curug Bangkong
Wisata Alam
Ds. Kertawirama Kec. Nusaherang
9
Curug Ciputri
Wisata Alam
Ds. Cisantana Kec. Cigugur
10
Curug Sidomba
Wisata Alam
Ds. Peusing Kec. Jalaksana
11
Wisata Pedesaan Sitonjul
Wisata Alam
Ds. Sangkanurip Kec. Cilimus
12
Gedung Perundingan Linggarjari
Wisata Budaya
Ds. Linggajati Kec. Cilimus
13
Gedung Syahrir
Wisata Budaya
Ds. Bandorasa Wetan
14
Taman Purbakala Cipari
Wisata Budaya
Kel. Cipari Kec. Cigugur
15
Linggarjati Indah
Wisata Minat Khusus
Ds. Linggamekar Kec. Cilimus
16
Taman Nasional Gunung Ciremai
Wisata Minat Khusus
Ds. Linggajati Kec. Cilimus
17
Sangkanurip Alami
Wisata Minat Khusus
Ds. Sangkanurip Kec. Cilimus
18
Kolam Renang Sanggariang
Wisata Minat Khusus
Kel. Kuningan Kec. Kuningan
19
Buper Palutungan
Wisata Minat Khusus
Ds. Cisantana Kec. Cigugur
20
Arung Jeram Cisanggarung
Wisata Minat Khusus
Kec. Luragung, Kec. Cidahu, Sungai Surakatiga
Sumber : Disparbud, 2006
2.Objek dan Daya Tarik Wisata Dalam Tahap Eksplorasi
No
Nama Objek Wisata
Klasifikasi Objek Wisata
Lokasi
1
Balong Dalem
Wisata Alam
Ds. Babakan Mulya Kec. Jalaksana
2
Balong Kambang
Wisata Alam
Ds. Pasawahan Kec. Pasawahan
3
Situ Cicerem
Wisata Alam
Ds. Kaduela Kec. Pasawahan
4
Air Panas Ciniru
Wisata Alam
Ds. Padamenak Kec. Jalaksana
5
Air Panas Ciangir
Wisata Alam
Ds. Ciangir
6
Air Panas Subang
Wisata Alam
Ds. Subang
7
Wisata Pedesaan Sayana
Wisata Alam
Ds. Sayana Kec. Cilimus
8
Gua Indrakila
Wisata Alam
Ds. Indrahayu Kec. Karangkancana
9
Ged. Paseban Tri Panca Tunggal
Wisata Budaya
Jl. Raya Sukamulya Kec. Cigugur
10
Taman Makam Pahlawan Samudra
Wisata Budaya
Ds. Babakan Mulya Kec. Jalaksana
11
Gua Maria
Wisata Minat Khusus
Ds. Cisantana Kec. Cigugur
12
Gunung Mayana
Wisata Minat Khusus
Ds. Sindangjaya Kec. Kadugede
13
Buper Cibunar
Wisata Minat Khusus
Ds. Linggajati Kec. Cilimus
14
Buper Cibeureum
Wisata Minat Khusus
Ds. Cibeureum Kec. Cilimus
15
Buper Paniis
Wisata Minat Khusus
Ds. Paniis
16
Buper Padawatang
Wisata Minat Khusus
Ds. Padawatang Kec. Pasawahan
17
Buper Lembah Lambusir
Wisata Minat Khusus
Kec. Cilimus
18
Buper Buyut Jaksa
Wisata minat Khusus
Ds. Bantarpanjang
19
Kebun Raya Kuningan
Wisata Minat Khusus
Ds. Padabeunghar Kec. Pasawahan
20
Agro Cikananga
Wisata Minat Khusus
Kel. Maleber Kec. Garawangi
21
Open Space Gallery
Wisata Minat Khusus
Ds. Linggasana Kec. Cilimus
22
Hutan Lindung Ciniru
Wisata Minat Khusus
Ds. Pinara, Ds. Citapem, Ds. Gua Manis
Sumber : Disparbud, 2006
4.1POTENSI DAN DAYA TARIK WISATA
Berdasarkan UU No. 9 tahun 1990 tentang Kepariwisataan, objek dan daya tarik wisata diklasifikasikan menjadi 3 (tiga), yaitu wisata alam, wisata budaya dan wisata minat khusus. Untuk uraian selanjutnya, jenis wisata di Kabupaten Kuningan akan diklasifikasikan berdasarkan 3 (tiga) jenis wisata tersebut.
4.1.1Wisata Alam
Yang dimaksud dengan wisata alam, adalah objek wisata yang penekanan objeknya didasarkan kepada keadaan alam fisik, flora dan faunanya. Di Kabupaten Kuningan banyak ragam objek wisata yang mengandalkan alam sebagai daya tarik wisatanya.
A. WADUK DARMA
Waduk Darma merupakan salah satu objek wisata alam yang terletak disebelah barat daya dari Kota Kuningan, tepatnya di Desa Jagara Kecamatan Darma dan pada lintasan jalan raya Cirebon – Kuningan – Ciamis.
Luas areal objek wisata Waduk Darma ± 425 ha dan kapasitas genangan air maksimal ± 39.000.000 m3, jarak dari Kota Kuningan ± 12 km, dari Kota Cirebon ± 37 km dan dari Kota Bandung ± 173 km.
Daya tarik objek wisata Waduk Darma berupa danau dan juga tempat rekreasi keluarga yang mempesona, apalagi di waktu senja hari. Waduk Darma merupakan salah satu jenis objek wisata andalan Kabupaten Kuningan, karena selain sarana dan prasarana yang sudah cukup memadai juga posisi/ letak Waduk Darma dengan perkotaan cukup dekat dan aksesibilitasnya mudah, topografi landai sehingga dalam pengembangannya lebih mudah dibandingkan dengan topografi berkontur/ berbukit.
Pengunjung yang datang ke Waduk Darma, disarankan tidak bersama kekasihnya. Hal ini disebabkan berkembangnya mitos di kalangan penduduk Kabupaten Kuningan terutama kaum muda, bahwa barang siapa yang datang ke tempat itu bersama dengan kekasihnya bisa-bisa hubungan itu putus sepulang dari sana nanti. Sama seperti yang dikenal dan beredar di kalangan penduduk Bogor dan Jakarta selama ini mengenai Kebun Raya Bogor di Kota Bogor, Waduk Darma di Kabupaten Kuningan ternyata memiliki tradisi takhayul yang sama. Padahal, pemandangan di sekitar bendungan buatan ini sangat indah, terutama di saat matahari terbenam. Jika cuaca cerah, Gunung Ciremai yang anggun pun akan tampak di seberang. Apalagi, Kuningan dikenal masih mengandalkan alam sebagai sarana hiburan utama.
Jumlah wisatawan baik wisnus maupun wisman yang berkunjung ke objek wisata Waduk Darma tahun 2006 yaitu sebanyak 111.911 orang, jumlah ini mengalami peningkatan sebanyak 59.045 orang dibandingkan pada tahun 2003 dengan jumlah kunjungan sebanyak 52.857 orang.
Objek wisata Waduk Darma berdasarkan Nomor : SIUK 556/SK.43/Disparbud tanggal 20 Desember 2001, status kepemilikannya adalah Pemda Kabupaten Kuningan yang dikelola oleh Disparbud.
Fasilitas yang tersedia di Waduk Darma saat ini, diantaranya sebagai berikut:
Infrastruktur meliputi jaringan jalan, jaringan air bersih, instalasi pengelolaan air, sumber listrik, kantor administrasi, saluran drainase, taman.
Aksesibilitas meliputi, billboard, gerbang, parkir, kantor administrasi, jalan internal, jalan setapak.
Pelayanan pengunjung meliputi, pusat informasi pengunjung, rambu-rambu, papan informasi, panggung hiburan, penjual cenderamata, warung, penginapan/ cottage, mushola, pagar pengaman, pos keamanan, kamar mandi/ wc dan tempat sampah.
Aktivitas pengunjung meliputi, sewa perahu motor, perahu dayung, dermaga, area memancing, gardu pandang, shelter, kolam renang anak, lapangan, areal piknik/ camping, titik pengambilan foto, areal bermain, bangku santai.
Jumlah tenaga kerja yang ada di Waduk Darma yaitu laki-laki sebanyak 8 orang dan perempuan sebanyak 3 orang, yang setiap hari bertugas untuk melayani pengunjung yang datang ke tempat tersebut. Waduk Darma ini buka selama 24 jam.
Tarif masuk ke dalam objek wisata Waduk Darma dengan layanan fasilitas yang tersedia, indahnya panorama yang bisa dinikmati dan juga berbagai aktivitas wisata yang bisa dilakukan di dalam kawasan tersebut termasuk relatif murah. Tarif masuk untuk orang dewasa yaitu sebesar Rp 2.500,- dan tarif masuk untuk anak-anak sebesar Rp 1.500,-. Sedangkan untuk hari Minggu/ Libur/ Hari Raya, tarif masuk untuk orang dewasa sebesar Rp 4.000,- dan untuk anak-anak sebesar Rp 2.500,-
B. Balong Keramat Darmaloka
Objek wisata Balong Keramat Darmaloka merupakan salah satu objek wisata alam yang terletak di Desa Darma Kecamatan Darma, 1 km dari Waduk Darma kearah Selatan dan berada di tepi lintasan jalan raya Cirebon – Kuningan – Ciamis pada ketingggian ± 700 m diatas permukaan laut. Jarak dari Kota Kuningan 13,5 km kearah Utara atau 48 km dari Kota Cirebon kearah Selatan.
Daya tarik objek wisata Balong Keramat Darmaloka ini, yaitu berupa ikan keramat (ikan dewa)/ Kancra Bodas dan situs makam Syekh Rama Gusti. Luas keseluruhan objek wisata Balong Keramat Darmaloka yaitu sebesar 3 ha.
Konon Balong Keramat Darmaloka merupakan bekas peninggalan salah satu Wali pada jaman Wali Sanga, dalam rangka penyebaran agama Islam ratusan tahun yang lalu di daerah Kuningan khususnya di daerah Darma. Wali tersebut bernama Syekh Rama Gusti (Syekh Rama Haji Irengan) yang merupakan sesepuh dari Syekh Abdul Muhyi yang menyebarkan agama Islam di daerah Tasik dan dimakamkan di Pamijahan.
Sewaktu masa penyebaran agama Islam di daerah Darma, Syekh Rama Gusti membuat tandamata untuk dijadikan tempat tafakur dan memuji kebesaran Allah, yang dengan kehendak-Nya terciptalah 5 (lima) buah kolam lewat tangan beliau dalam waktu satu malam, kolam tersebut yaitu:
1.Pasawahan (Mandirancan)
2.Balong Dalem (Jalaksana)
3.Cibulan (Desa Maniskidul Jalaksana)
4.Cigugur (Desa Cigugur Kuningan)
5.Darmaloka (Desa Darma Kuningan) yang membentuk lafad Muhammad (Huruf Arab)
Setelah selesai membuat kolam, beliau melemparkan kerangka ikan, (menurut cerita bekas makan beliau) kemudian dengan jalan Allah jadilah ikan hidup yang berkembang biak hingga sekarang yang dikenal dengan Ikan Dewa (Ikan Kancra Bodas), disekeliling balong (kolam) ditumbuhi pepohonan tropis yang rindang dan menyejukkan.
Konon kelima kolam itu ada hubungannya karena ikan itu bisa berada di lima kolam tersebut. Sebelum wafat Syekh Rama Gusti memberi amanat pada seorang yang ditugaskan sebagai juru kunci, bahwa ikan-ikan tersebut tidak boleh diganggu apalagi dimakan oleh siapapun dan amanat tersebut turun temurun dipegang oleh masyarakat setempat khususnya dan masyarakat Kabupaten Kuningan pada umumnya. Setelah Syekh Rama Gusti meninggal, jenazahnya dimakamkan di komplek Balong Keramat Darmaloka tersebut.
Balong Keramat Darmaloka terdiri dari beberapa bagian, yaitu:
Balong Ageung
Balong Bangsal
Balong Beunteur
Balong Cibinuang/ Panyipuhan
Balong Ageung dan Balong Bangsal yaitu kolam yang dihuni oleh ratusan ikan dimana para pengunjung bisa melihat dan memberi makan ikan langka ini. Ikan yang diberi nama Kancra Bodas/ Kancra Putih oleh masyarakat dengan nama latin tor tambroides ini, di Indonesia yang terbanyak hanya di Kabupaten Kuningan yaitu di 5 (lima) kolam tersebut. Sehingga ikan ini perlu dilestarikan disamping mematuhi amanat dari Wali yang berjasa membuat kelima kolam tersebut.
Kemudian Balong Beunteur yaitu kolam dimana disitu terdapat Ikan Beunteur dan Ikan Lele, kolam ini merupakan sumber mata air dan atau sumber air minum masyarakat Darma juga masyarakat yang berada di sekitar kolam ini.
Dan yang terakhir Balong Cibinuang/ Panyipuhan, kolam ini adalah tempat bersuci Wali Darmaloka. Sehingga sampai sekarang para peziarah disamping berdo’a dimakam keramat juga suka menyempatkan diri untuk mandi dan berwudhu di kolam ini serta tawasul kepada Allah dengan keagungan Karomat-Nya Waliyullah Darmaloka. Bentuk kolam tersebut masih alami dengan pohon-pohon besar yang berumur ratusan tahun disekelilingnya sehingga membuat rasa nyaman sejuk dan asri, bagi para pengunjung dan peziarah yang datang dari berbagai daerah di Darmaloka.
Fasilitas yang tersedia di Balong Keramat Darmaloka, diantaranya yaitu:
Tempat istirahat/ saung santai
Mushola
Toilet
Warung
Tempat parkir
Kolam Keramat Darmaloka dikelola oleh pemerintah Desa Darma. Gapura/ Pintu Gerbang Antik dibangun pada tahun 1960. Jumlah tenaga kerja yang ada di Balong Keramat Darmaloka yaitu sebanyak 5 orang, yang setiap hari bertugas untuk melayani pengunjung yang datang ke tempat tersebut. Tarif masuk ke dalam objek wisata Balong Keramat Darmaloka ini, yaitu untuk orang dewasa yaitu sebesar Rp 2.500,- dan tarif masuk untuk anak-anak sebesar Rp 1.500,-.
Jumlah wisatawan baik wisnus maupun wisman yang berkunjung ke objek wisata Balong Keramat Darmaloka tahun 2006 yaitu sebanyak 10.330 orang, jumlah ini mengalami penurunan sebanyak 3.029 orang dibandingkan pada tahun 2004 dengan jumlah kunjungan sebanyak 13.359 orang. Wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Balong Keramat Darmaloka berasal dari berbagai negara, diantaranya yaitu dari Belanda.
C. Talaga Remis
Talaga Remis adalah sebuah danau alam yang terletak di Desa Kaduela Kecamatan Pasawahan, dengan luas 13 ha, jarak dari Kota Kuningan ± 37 km, dari Kabupaten Cirebon 14 km. Talaga Remis merupakan perpaduan antara pesona alam pegunungan, hutan dan air talaga yang jernih serta didukung udara pegunungan yang sejuk. Tipologi lokasi Talaga Remis berbukit, berada di kawasan perdesaan dengan aksesibilitas yang cukup baik, dikelilingi kawasan hijau.
Objek wisata Talaga Remis mempunyai peluang yang besar untuk dikembangkan karena letaknya yang strategis, yaitu sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Cirebon dan sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Majalengka dengan sasaran wisatawan selain wisatawan lokal, juga wisatawan dari daerah sekitarnya diantaranya Kabupaten Majalengka, Kabupaten/ Kota Cirebon dan Indramayu.
Jumlah kunjungan objek wisata Talaga Remis baik wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara pada tahun 2004 sebanyak 98.174 orang, mengalami penurunan sebanyak 28.820 orang pada tahun 2004 dengan jumlah kunjungan 69.354 orang, tetapi pada tahun 2006 mengalami kenaikan lagi sebanyak 130 orang, dengan jumlah kunjungan tahun 2006 sebanyak 69.484 orang.
Objek wisata Talaga Remis berdasarkan SIUK No.556.12/SK.49/Disparbud tanggal 22 Februari 2002 status kepemilikannya adalah Perhutani Kabupaten Kuningan yang dikelola oleh Perhutani. Jumlah pegawai yang sehari-harinya bertugas untuk mengelola objek wisata Talaga Remis ini, yaitu sebanyak 10 orang yang terdiri dari 8 orang tenaga kerja laki-laki dan 2 orang perempuan.
Fasilitas yang tersedia di Talaga Remis diantaranya, sebagai berikut:
Infrastruktur meliputi jalan, jaringan air bersih, instalasi pengelolaan air bersih, sumber listrik, kantor administrasi, saluran drainase, penghijauan.
Aksesibilitas meliputi, billboard objek wisata, gerbang pintu masuk, tempat parkir, jalan internal, jalan setapak dan trotoar.
Pelayanan pengunjung meliputi, pusat informasi pengunjung, rambu-rambu, papan informasi, brosur/ leaflet, penjual cinderamata, warung, restoran, mushola, kamar mandi/ wc, tempat sampah, pos keamanan.
Aktivitas pengunjung meliputi, sewa perahu, sepeda air, dermaga, loket karcis, papan informasi, shelter, areal piknik, areal bermain anak, kamar mandi/ wc, dan bumi perkemahan talaga remis.
D. Balong Ikan Cigugur
Objek wisata Cigugur merupakan objek wisata alam berupa kolam renang, yang mempunyai luas sebesar 3 ha. Kolam renang Cigugur terletak 3 km dari pusat Kota Kuningan, tepatnya yaitu di Kelurahan Cigugur Kecamatan Cigugur. Objek wisata Cigugur ini selain terdapat kolam renang juga kolam-kolamnya dihuni oleh ikan keramat yaitu dikenal dengan nama Ikan Dewa (Kancra Bodas).
Objek wisata Cigugur saat ini dikelola Dinas Pariwisata Kabupaten Kuningan yang secara struktural berada di bawah tanggung jawab kepala UPTD Waduk Darma. Jumlah pegawai yang sehari-harinya bertugas mengurusi objek wisata tersebut berjumlah 12 orang.
Cigugur sebelumnya bernama “Dusun Padara”. Kata Padara diambil dari nama seseorang yang berkuasa pada waktu itu yang bernama Kigede Padara. Padara berasal dari kata padan dan tara yang artinya tapa, Kigede Padara adalah seorang Wiku yang mempunyai keistimewaan dalam menghayati dan mengamalkan ilmu kehalusan budi (kewenangan). Sehingga menurut cerita, tubuh Kigede Padara bisa dilihat tubuh bagian luar dan tubuh bagian dalamnya. Kigede Padara lahir sebelum Kota Cirebon berdiri, menurut perkiraan ± sekitar abad 12 - 13 M, bahkan pada waktu itu juga diceritakan beberapa tokoh yang hidup satu periode dengan Kigede Padara yang bertempat di bagian Selatan telaga dengan tokohnya bernama “Pangeran Pucuk Umum” dan di sebelah Utara terdapat Raja Galuh yang waktu itu diperintah oleh Pangeran “Galuh Cakraningrat”, sedangkan Kota Kuningan yang pada waktu itu masih bernama Kajene diperintah oleh Pangeran “Aria Kamuning”. Menurut cerita bahwa antara Kigede Padara, Pangeran Aria Kamuning, Pangeran Pucuk Umum dan Pangeran Galuh Cakraningrat masih ada hubungan keluarga, namun dalam pemerintahan dan kepercayaaan berlainan. Aria Kamuning, Pucuk Umum dan Galuh Cakraningrat menganut faham Hindu, sedangkan Kigede Padara memiliki faham sendiri, dengan kata lain Kigede Padara tidak menganut agama Budha, Hindu maupun agama Islam.
Pada sekitar abad 14 M, di Cirebon lahir suatu perguruan yang bertujuan mengembangkan agama Islam. Adapun yang mendirikan perguruan tersebut bernama “Syekh Nurjati” dan “Syekh Maulana Syarif Hidayatullah” yang dikenal dengan sebutan Sunan Gunung Jati, sebagai pendiri Cirebon yang pada waktu itu masih bernama Caruban. Adapun yang menjadi kuwu pertama diangkat Ki Gedeng Alang-alang yang saat ini telah dimakamkan di dekat mimbar Mesjid Agung.
Pada waktu itu diceritakan Kigede Padara sudah lanjut usia dan karena ketuaannya itu beliau ingin meninggalkan alam fana dan ingin meninggal seperti manusia pada umumnya dengan alasan apabila mati seperti manusia pada umumnya akan ada pusaranya dengan harapan dapat dikenang oleh generasi berikutnya. Berita tersebut akhirnya sampai kepada Pangeran Aria Kamuning, yang selanjutnya Pangeran Aria Kamuning menghadap kepada Syekh Maulana Syarif Hidayatullah di Cirebon. Dan setelah menerima laporan tersebut Syekh Maulana Syarif Hidayatullah bermaksud ingin mengetahuinya. Ketika Syekh Maulana Syarif Hidayatullah bertemu dengan Kigede Padara, beliau merasa kagum dan tertegun oleh keadaan Kigede Padara yang tubuhnya dapat dilihat baik bagian dalam maupun bagian luarnya, yang mengambarkan betapa tingginya ilmu Kigede Padara sebagai wujud betapa besar penghayatan dan pengamalan kepada kehalusan pribadinya.
Setelah bertemu dengan Syekh Maulana Syarif Hidayatullah, Kigede Padara langsung mengutarakan keinginannya meninggalkan alam fana seperti layaknya manusia biasa, hal tersebut disanggupi oleh Syekh Maulana Syarif Hidayatullah dengan syarat harus mengucapkan kalimat syahadat, Kigede Padara akhirnya menuruti apa yang diperintahkan oleh Syekh Maulana Syarif Hidayatullah, akan tetapi ternyata baru satu kata mengucapkan kalimat syahadat Kigede Padara sudah sirna (hilang tanpa meninggalkan bekas). Setelah Kigede Padara sirna (hilang), Syekh Maulana Syarif Hidayatullah langsung mau mengambil air wudhu, namun saat mencari air tidak ada, akhirnya beliau memohon kepada Tuhan YME, maka pada saat itu juga terjadilah keajaiban atas kehendak yang Maha Kuasa dimana langit mendadak mendung bersamaan dengan guntur yang bergemuruh maka pada saat itu keluarlah air yang terus memancar sampai akhirnya membentuk suatu kolam alami yang sekarang dikenal sebagai objek wisata kolam renang Cigugur, yang menandakan gugurnya ilmu Kigede Padara yang berkuasa dan sakti pada waktu itu.
Dan selanjutnya untuk melestarikan kolam tersebut ditanam Ikan Kancra Bodas yang dianggap keramat yang jenisnya sama dengan ikan yang berada di objek wisata Darmaloka, Cibulan, Linggarjati dan di Pasawahan. Suatu hal yang dianggap aneh oleh masyarakat yaitu jumlah ikan tersebut dari tahun ke tahun seolah-olah tidak pernah bertambah maupun berkurang jumlahnya seakan tidak pernah mati maupun beranak, selain itu sifatnya sangat bersahabat (jinak) dengan manusia. Disaat tertentu apabila kolam tersebut dibersihkan, ikan-ikan tersebut suka menghilang namun tidak ada yang tahu kemana ikan tersebut perginya, ada yang mengatakan bahwa ikan tersebut pindah ke kolam-kolam keramat lainnya.

Selasa, 01 Juni 2010

kuningan kaya objek wisata

Pariwisata merupakan salah satu usaha jasa yang tidak mengenal resesi. Walaupun kondisi keamanan dan moneter di beberapa negara belum stabil, menurut WTO (Word Tourism Organization) tetap yakin bahwa pertumbuhan pariwisata dunia akan tumbuh cepat. Sebagai gambaran, jumlah wisatawan dunia pada tahun 1960-an yang berjumlah 69 juta orang pada tahun 2000-an telah mencapai 657 juta orang. Lembaga ini memperkirakan akhir tahun 2010 jumlah wisatawan antar negara akan mencapai 987 juta orang. Asia timur, termasuk didalam kawasan ASEAN dan asia selatan, memiliki rata – rata pertumbuhan yang relatif lebih tinggi (6,1%) dibanding eropa (4,4%).
Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki potensi sumber daya alam hayati tertinggi, memiliki peluang untuk ikut memperebutkan pasar pariwisata dunia. Kawasan konservasi yang kini tengah berjuang melawan laju perusakan hutan yang cukup tinggi, masih memiliki banyak keindahan alami dan kualitas lingkungan yang terjaga dengan baik. Kawasan – kawasan tersebut sangat potensial untuk dapat dikembangkan menjadi peluang pariwisata yang nantinya dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat, menggerakan ekonomi wilayah, yang pada gilirannya akan memberikan perlindungan terhadap kawasan yang dimanfaatkan. Ditambah pula dengan menyajikan kekhasan hayati berikut budaya setempat melalui metode yang benar, kekayaan alam dan budaya indonesia tersebut akan terangkat dan apresiasi terhadap pelestarian lingkungan akan meningkat dikalangan wisatawan maupun masyarakat setempat.
Kuningan memiliki 39 potensi objek wisata diantaranya; Waduk Darma, Darmaloka, Talaga Remis, Balong Cigugur, Balong Cibulan dan Sumur Tujuh, Lembah Cilengkrang, Curug Landung, Curug Bangkong, Curug Ciputri, Curug Sidomba, Sitonjul, Gedung Perundingan Linggajati, Gedung Syahrir, Taman Purbakala Cipari, Linggarjati Indah, Sangkanurip Alami, Sanggariang, Buper Palutungan, Jalur Pendakian Palutungan, Arung Jeram Cisanggarum, Balong Dalem, Taman Makam Pahlawan Samudra, Balong Kembang, Situ Ciceureum, Air Panas Ciniru, Air Panas Ciangir, Air Panas Subang, Ged. Paseban Tri Panca Tunggal, Gua Indrakila, Gua Maria, Gunung Mayana, Buper Cibunar, Buper Cibeureum, Buper Paniis, Kebun Raya, Agra Cikanaga, Open Specie Gallery, Jalur Pendakian Linggajati, Buper Ciawi.